Pelayanan Sepenuh Hati dalam Proses Transformasi Hati

Pelayanan Sepenuh Hati

Pelayanan Sepenuh Hati dalam Proses Transformasi Hati

Seseorang yang mampu menyajikan teh dengan baik dapat melakukan berbagai hal. Maksudnya jika mampu melayani seseorang dengan baik, bahkan dengan hal sesederhana itu. Kita dapat melakukan pekerjaan yang dibebankan kepada kita.

Beberapa catatan guru orang-orang sufi mengatakan,”mendengarlah dengan telinga hati. Melihatlah dengan mata hati”. Maksudnya bekerjalah dengan menggunakan hati, sadari apayang terjadi pada diri kita baik pikiran, rencana dan kekhawatiran ketika bersama orang lain. Sehingga kita mampu menjadi lebih hadir, empati dan terhubung dengan orang lain. Dengan begitu kita akan mampu membangun kebiasaan hati dan kebiasaan perhatian.

Tidak ada kehidupan sehari-hari yang terpisah dari kehidupan spiritual. Pun sebaliknya, tidak ada kehidupan spiritual yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Masing-masing dibangun diatas yang lain. Kita berusaha lebih memperhatikan dan lebih hadir ketika berinteraksi dengan orang lain. Sehingga kita pun lebih memperhatikan dan hadir untuk Tuhan. Jika kita hadir bukan untuk teman atau orang yang kita kasihi, bagaimana kita bisa hadir ketika beribadah kepada Tuhan?

Jika kita adalah cermin yang sempurna, tentunya kita akan mengetahui apa yang sedang dibutuhkan orang lain sebelum mereka mengetahuinya. Kita akan mengetahui apa yang mereka butuhkan sebelum mereka memintanya. Itulah tujuan kita yang sesungguhnya. Jika mampu melakukan hal itu, maka kita akan menjadi manusia sejati.

Memang hal itu sulit dilakukan. Namun setidaknya kita sudah berusaha untuk mengupayakan sebaik mungkin proses menuju kesana.

Jika berhasil dengan cara itu, cara interaksi kita dengan orang lain akan menjadi berbeda. Semua orang akan berkata “ada yang istimewa dalam dirimu, mengapa aku merasa berbeda saat didekatmu?

 LANJUTAN>>>

Share this post