KETIKA TAAT DAN MELANGGAR SAMA-SAMA BAIK
00:09
2 Comments
KETIKA TAAT DAN MELANGGAR SAMA-SAMA BAIK
KETIKA TAAT DAN MELANGGAR SAMA-SAMA BAIK |
Pernahkah anda menjalankan sebuah aturan dan kewajiban? Bagaimana
rasanya?
Dan apakah anda pernah melanggar sebuah aturan dan kewajiban? Bagaimana
rasanya?
Dalam kamus istilah bahasa Indonesia, orang yang menjalankan sebuah
aturan dan kewajiban adalah orang yang taat. Sedangkan yang melanggar aturan
dan kewajiban adalah orang yang tidak taat, betul?
Namun pernahkah anda renungkan sejenak, jika didalam sebuah ketaatan
atau sebaliknya terdapat sebuah pelajaran yang luar biasa. Jika hal itu kita
fikirkan dengan akal yang sehat tanpa ada bisikan dari nafsu.
Apakah anda tahu, apakah hal itu? Hmm, apakah jika kita taat mendapat
pujian dan jika tidak taat kita mendapat cacian?
Itu betul, namun poin penting nya bukan terletak pada pujian atau tidak.
Coba anda renungkan sejenak, apa yang anda rasakan jika anda taat dalam sebuah
aturan dan kewajiban. Apakah hati anda merasa tenang?
Ya, betul sekali. Memang ketika kita taat menjalankan hal tersebut kita
akan merasa tenang dalam hati, dan tidak ada kecemasan dalam diri. Sehingga
dalam melakukan berbagai hal kita selalu berfikir positif dan tanpa ada rasa
ragu sedikitpun. Alhasil semua pekerjaan dan kegiatan kita dapat terselesaikan
dengan baik.
Betulkah demikian? Hayo coba direnungkan lagi dengan akal tanpa
campurtangan nafsu.
Berbeda dengan orang yang tidak taat aturan dan kewajiban. Pernahkah
anda melakukan itu? Sering, reailita membuktikan kecenderungan manusia
melanggar apa yang sudah menjadi aturan umum yang berlaku. Kembai lagi ke topik
pembahasan, bagaimana rasanya? Coba kita renungkan?
Ya, ketika melanggar sebuah aturan kita akan merasa ada sebuah perasaan
resah ketika hendak menjalankan kegiatan sehari-hari. Muncul banyangan tentang
kesalahan yang telah kita perbuat. Tergantung bagaimana kita menyikapi itu.
Jika akal yang bermain pasti kita akan menerima semua kesalahan yang telah kita
perbuat. Namun jika nafsu yang bermain, maka kambing hitam akan selalu kita
cari dari kesalahan yang kita perbuat. Betul? Mungkin tidak juga.
Sebetulnya jika kita mencermati dengan betul kedua hal tersebut, maka
kita kan menemukan sebuah pelajaran yang sangat luar biasa. Ini saya temukan
setelah sekian lama saya menjadi orang bodoh.
Ternyata jika kita berada di fase dimana kita menjadi seseorang yang
taat kita akan selalu merasa tenang dalam menjalankan semua kegiatan,. Namun
hal tak terduga muncul, kadangkala akibat kepatuhan kita merasa orang yang
tidak taat itu salah dan patut kita sindir dan cemooh. Inilah sifat yang pasti
muncul dalam diri orang yang baru bisa taat. Betul? Mungkin tidak.
Berbeda ketika kita dalam kondisi melanggar aturan. Semua hal yang kita
lakukan akan terasa berat dan ragu-ragu. Entah mengapa bisa begitu, namun
memang itulah kenyataanya. Semangat dalam menjalankan kegiatan lain berkurang.
Akhirnya banyak aktifitas yang tertunda. Semua terasa kacau, hingga kita
benar-benar menemukan motifasi lain untuk mengubah momen tersebut. Betul?
Mungkin tidak.
Dari dua keadaan tersebut coba saya praktekkan. Saya coba taat aturan
dan sesekali melanggarnya, ternyata saya menemukan sebuah hal yang luar biasa.
Apa itu? Coba samakah dengan yang anda fikirkan?
Ternyata orang yang melanggar itu tidak selamanya melanggar. Ada situasi
dimana memang dia belum bisa melaksanakan ketaatan tersebut, sehingga alangkah
baiknya jika kita tidak mudah menyindir, mengolok dan mencaci orang yang belum
bisa taat. Memang terkadang dalam diri itu muncul sebuah momen dimana kita
semangat untuk melakukan segala hal, pun sebaliknya. Ini saya dapatkan dari
sikap melanggar.
Selaras dengan sikap melanggar, disaat kita melakukan sebuah ketaatan.
Pastinya kita akan merasa senang dan terkadang sedikit menyindir, mencela orang
yang tidak taat. Kita merasa berbesar diri, betulkah? Mungkin tidak
Disinalah peran sikap ketika kita melanggar aturan, sehingga ketika kita
taat kita tidak mudah merendahkan orang lain. Kenapa? Karena kita juga pernah
melakukan hal yang sama. Berkah dari ketaatan dan pelanggaran yang kita lakukan
jika disikapi dengan akal yang sehat tanpa campur tangan nafsu maka akan
membuahkan sebuah pelajaran yang sangat luar biasa.
Semoga kita semua khususnya pembaca, selalu teringat bahwa semua
kebaikan yang kita lakukan bukan murni dari kita. Namun semua berasal dari
tuhan. Dan jika kita melakukan pelanggaran, semoga kita paham, bahwa kita harus
banyak memperbaiki kesalahan kita. Tentunya dengan akal yang sehat tanpa ada
campur tangan dari nafsu. Karen nafsu akan membawa kita pada kehacuran.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSalam kenal mas ayo kita ramaikan bareng bareng
ReplyDeleteselamat berbelanja