Reog Ponorogo Dalam Pengaruh Aliran Mistis
07:06
1 Comment
Reog Ponorogo |
Reog adalah kebudayaan asli
Indonesia, yang memadukan antara seni topeng, seni teater, seni musik dan seni
tari. Reog diperkirakan tercipta sekitar abad ke 12. Reog merupakan salah satu
dari sekian banyak kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi oleh unsur magis atau
gaib.
Keadaan ini sebagian besar
dipengaruhi oleh kehidupan nenek moyang orang Indonesia yang mayoritas hidup di
masa lalu dimana saat itu merupakan jaman kejayaan kerajaan - kerajaan yang
tentu saja masih dipengaruhi oleh hal - hal yang berbau magis, untuk bertahan
hidup di masa itu. Hal tersebut terjadi pada saat kerajaan - kerajaan tersebut
belum di pengaruhi oleh agama-agama yang kini dianut oleh kebanyakan masyarakat
modern.
Oleh karena itu masyarakat yang hidup
di jaman dulu sangat identik dengan hal-hal magis seperti ilmu sihir, kesaktian
yang mandraguna, makhluk gaib, bertapa, dan hal – hal lain yang sangat mustahil
jika dilakukan pada era modern seperti sekarang ini.
Hal inilah yang hingga saat ini
ada sebagian masyarakat di Indonesia yang masih mempercayai kekuatan-kekuatan
magis yang sejak dulu telah ada. Hingga selanjutnya diturunkan kepada generasi
selanjutnya, dan pada akhirnya masih bertahan hingga saat ini.
Masyarakat Indonesia sangat kental
dengan hal-hal yang berhubungan dengan dunia magis, begitupun dengan
pertunjukan reog. Sejak tecipta di abad ke 12, reog sudah diyakini menggunakan
bantuan hal magis (gaib) dari alam lain untuk mendukung pertunjukan.
Baca Juga : Kesenian Kuda Lumping (Jatilan) Perspektif Agama
Baca Juga : Kesenian Kuda Lumping (Jatilan) Perspektif Agama
Seperti misalnya seseorang yang
membawa topeng dhadhak merak, ia adalah orang yang paling di yakini memakai
bantuan “makluk kedua” dari alam gaib untuk membantu pertunjukan, seseorang
yang berada di balik topeng dhadhak merak biasanya disebut juga dengan warok,
beliau membawa topeng dhadhak merak dengan cara menggigitnya, padahal berat
dari topeng tersebut berkisar antara 50-60 kilogram. Karena topeng tersebut
biasanya terbuat dari kulit harimau asli atau kini mulai dibuat dari kulit sapi
karena harimau sudah semakin langka dan sudah dilindungi oleh pemerintah,
topeng dhadhak merak juga menggunakan bulu-bulu burung merak, tetapi dhadhak
merak yang sekarang telah menggunakan bulu– bulu imitasi agar burung merak bisa
terjaga kelestariannya.
Selain si dhadhak merak, para
penari juga menarikan tarian yang terkesan seperti orang yang sedang kesurupan
sehingga masyarakat juga meyakini bahwa para penari reog juga terlibat dalam
hal yang bersifat mistis. Para seniman reog biasanya menjalankan puasa dan
bertapa beberpa hari sebelum pementasan, sehingga pertunjukan reog bisa
mendapatkan bantuan dari hal yang tidak kasat mata.
Baca Juga : Politisasi Kesenian Ledhek Kethek (Topeng Monyet) Perspektif Kemanusiaan
Baca Juga : Politisasi Kesenian Ledhek Kethek (Topeng Monyet) Perspektif Kemanusiaan
Di kota Ponorogo, reog merupakan
salah satu pertunjukan elit yang biasanya hanya di tampilkan pada acara-acara
besar & acara tertentu, seperti misalnya penyelenggaraan Festival Reog
Nasional (FRN), Festival Reog Mini (FRM) maupun pentas reog bulan purnama (1
suro). Biasanya reog ditampilkan pada saat pesta rakyat sedang berlangsung dan
reog menjadi penampilan puncak yang paling ditunggu oleh masyarakat.
Pertunjukan reog biasanya di
tampilkan di sebuah alun-alun kota karena reog melibatkan banyak pendukung
acara dan rentetan penampilan wajib yang memang harus ditampilkan saat
pertunjukan reog, pertunjukan tersebut melibatkan puluhan yang masing-masing
telah memiliki tugas penampilan tersendiri.
Pada era tahun 80-90-an saat reog
ponorogo menjadi seni yang masih menjunjung tinggi hal-hal yang berhubungan
dengan hal mistis, sebelum dilaksanakan pertunjukan reog, biasanya para tetua
desa melakukan serangkaian acara untuk menghormati para leluhur. Ziarah menjadi
salah satu kegiatan wajib yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pertunjukan
reog.
Makam-makam yang dikunjungi
biasanya makam para leluhur ponorogo, atau orangorang penting yang dipercaya
masih menjadi bagian dari terciptanya reog maupun terciptanya kota Ponorogo.
Ziarah biasanya dipimpin oleh juru kunci pemakaman, dengan diiringi pembacaan
doa oleh seorang warok atau sesepuh dan pemilik grup reog terbaik di ponorogo.
Upacara ziarah ini biasanya
dihadiri oleh para orang penting di kota Ponorogo, seperti misalnya kepala
rumah tangga kabupaten ponorogo, ketua DPRD, bupati ponorogo pejabat lainnya.
Setelah rangkaian ziarah selesai dilaksanakan, acara berikutnya ialah kirab
pusaka, yaitu kegiatan mengarak 2 buah benda pusaka ke pendopo alun-alun
Ponorogo, 2 benda pusaka tersebut ialah berupa tombak bernama tunggal naga dan
payung yang bernama tunggal wulung. Pada saat 2 benda pusaka tersebut diarak,
benda – benda pusaka tersebut dilapisi dengan kain berwarna kuning. Kedua unsur
utama tersebut dianggap sebagai peninggalan bathoro katong, sang pendiri
ponorogo.
Sumber : Artikel
Sumber : Artikel
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny