Sejarah Berdirinya Kabupaten Magetan


Magetan merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Jawa Timur bagian barat dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengan tepatnya Karanganyar. Magetan merupakan kota yang sering disebut oleh ahli sejarah, karena magetan memang memiliki sejarah yang menarik untuk dibahas.

Sejarah Kota Magetan dibuktikan dengan banyaknya peninggalan-peninggalan zaman dahulu, seperti peninggalan makam Sonokeling di Desa Kepolorejo. Dimakam tersebut terdapat batu nisan berukuran sedang yang terrbuat dari batu andezit dan terukir tulisan diatasnya yang diperkirakan tulisan tersebut berasal dari abad 9.


Makam Ki Ageng Mageti. Sejarah Berdirinya Magetan

Di Desa Cepoko, Panekan juga terdapat Kalamakara (relief) dengan reruntuhan batu disekelilingnya yang bahannya juga terbuat dari batu andezit. Berdasarkan penemuan tersebut kemungkinan dahulu tempat itu akan dibangun sebuah candi. Pada sisa-sisa reruntuhan ditemukan sebuah tulisan kuno yang tidak terbaca karena sudah usang dan rusak, namun diperkirakan tulisan tersebut merupakan peninggalan zaman kerajaan Erlangga Kediri. Reruntuhan tersebut oleh warga sekitar dinamakan Dadung Awuk.

Di sepanjang lereng Gunung Lawu ditemukan peninggalan zaman dulu berupa Candi Sukuh dan Candi Ceto. Sementara di puncak Gunung Lawu terdapat warisan peninggalan berupa Candi Pawon (Pawon Sewu) atau disebut Punden Berundak yang menurut ahli dibangun pada masa Kerajaan Majapahit. Dimasa Kerajaan ini pula Gunung Lawu dijadikan sebagai salah satu pusat kebudayaan agama Hindu.

Proses Berdirinya Kota Magetan

Berdasarkan buku sejarah Kabupaten Magetan telah dituliskan, bahwa tidak mungkin bisa mengungkapkan sejarah Magetan jika tanpa mengkaji masalah-masalah kerajaan sekitar dan juga  masalah-masalah kompeni Belanda atau VOC. Maka dari itu berikut peristiwa-peristiwa yang erat kaitannya dengan lahirnya Kabupaten Magetan :

Pertama, wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 Masehi menjadi awal mula sejarah redupnya kejayaan kerajaan Mataram. Sultan Agung sangat gigih dalam melawan VOC,  pada tahun 1646 hingga 1677 M kekuasaannya diturunkan kepada Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta kerajaan Mataram. Namun Sultan Amangkurat I sikapnya lemah terhadap VOC (Belanda) sehingga VOC kembali melakukan perlawanan dengan gencar.


Karena gempuran VOC yang semakin gencar, akhirnya pada tahun 1646 M Sultan Amangkurat I mengadakan suatu perjanjian dengan VOC. Namun sayangnya perjanjian ini justru mennguntungkan pihak VOC, pasalnya VOC bisa leluasa masuk wilayah Mataram dan mengakibatkan Kerajaan Mataram menjadi semakin lemah. Alur perdagangan di mobilisasi oleh VOC, bahkan warga bumi mataram tidak diizinkan berlaya ke pulau Banda,Ternate dan Ambon. Peristiwa itu mengakibatkan tumbuhnya anggapan negatif terhadap Sultan Amangkurat I baik di kalangan keraton maupun  putranya sendiri yang bernama Adipati Anom yang kelak mendapat bergelar Amangkurat II.

Peristiwa di pusat pemerintahan Mataram selalu berpengaruh di daerah Mancanegara, sehingga pangeran Giri yang berada di daerah pesisir utara pulau Jawa mulai bersiap-siap untuk melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Mataram. Pada masa itu seorang pangeran dari Kerajaan Madura bernama Trunojoyo menyatakan kekecewaan pada pamannya yang bernama pangeran Cakraningrat II kerena terlalu mengabaikan Kerajaan Madura dan hanya fokus di pusat pemerintahan Mataram. Hasilnya, Trunojoyo melakukan pemberontakan kepada Kerajaan Mataram pada tahun 1674.

Peristiwa di pusat Kerajaan Mataram selalu memiliki pengaruh di daerah kekuasaan lainnya, akibatnya pangeran Giri yang berada di daerah pinggir utara pulau Jawa mulai bersiap-siap untuk memberontak dan keluar dari kekuasaan Kerajaan Mataram. Pada masa itu ada seorang pangeran dari Kerajaan Madura bernama Trunojoyo menyatakan kekecewaan pada pangeran Cakraningrat II (yang merupakan pamanya) kerena sering mengabaikan Kerajaan Madura dan hanya fokus di pusat pemerintahan Mataram. Hasilnya, Trunojoyo melakukan pemberontakan kepada Kerajaan Mataram pada tahun 1674.


Dalam kondisi seperti itu Basah Gondokusumo dan pangeran Nrang Kusumo (Patih Mataram) dituduh bersekutu dengan para ulama yang menentang kebijakan Sultan Amangkurat I. Dengan dalih tuduhan itu Basah Gondokusumo dipindahkan ke daerah Gedong Kuning Semarang kurang lebih selama 40 hari di kediaman rumah Kakeknya bernama Basah Suryaningrat. Sementara Patih Nrang Kusumo melepas jabatannya dan pergi ke timur gunung Lawu untuk bertapa . Beliau diganti oleh adiknya yang bernama Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram).

Dalam pengasingan itu Basah Gondokusumo memperoleh banyak nasehat dari kakeknya dan kemudian keduanya menyingkir ke daerah timur gunung Lawu. Keduanya memilih tempat itu karena mereka telah mendapat kabar jika di daerah timur gunung Lawu sedang ada kegiatan babad hutan. Babad hutan dilaksanakan dan dipimpin oleh Ki Buyut Suro (nantinya mendapat gelar Ki Ageng Getas). Kegiatan babad hutan dilaksanakan atas perintah langsung Ki Ageng Mageti. Inilah kegiatan yang menjadi awal  mula berdirinya Magetan.


Bukti adanya makam Ki Ageng Mageti

Untuk mendapat sepetak tanah bermukim di daerah timur gunung Lawu,  dengan perantara Ki Ageng Getas Basah Gondokusumo dan Basah Suryaningrat berangkat sowan ke Ki Ageng Mageti di kediamannya disekitar alun-alun Kota Magetan tepatnyadi dukuh Gandong Kidul.

Setelah Basah Suryaningrat mendapat sepetak tanah dari Ki Ageng Mageti, Basah Gondokusumo diwisuda oleh Ki Ageng Mageti menjadi penguasa di tempat itu dengan mendapat gelar Yosonegoro atau dikenalnal sebagai Bupati Yosonegoro. Peristiwa itu diabadikan pada tanggal 12 Oktober 1675 M.

Basah Gondokusumo  dan Basah Suryaningrat merasa sangat senang dan bahagia, karena telah mendapatkan tanah yang  luas dan strategis, selain itu juga mendapat sahabat yang bisa diandalkan dan setia, sahabat itu bernama Ki Ageng Mageti. Peristiwa itulah yang menjadi sebab mengapa tanah baru itui diberikan nama Magetan.




0 Response to "Sejarah Berdirinya Kabupaten Magetan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...