Sejarah Berdirinya Kabupaten Magetan
09:55
Add Comment
Magetan merupakan salah
satu Kota yang berada di Provinsi Jawa Timur bagian barat dan berbatasan
langsung dengan Jawa Tengan tepatnya Karanganyar. Magetan merupakan kota yang
sering disebut oleh ahli sejarah, karena magetan memang memiliki sejarah yang
menarik untuk dibahas.
Sejarah Kota Magetan
dibuktikan dengan banyaknya peninggalan-peninggalan zaman dahulu, seperti
peninggalan makam Sonokeling di Desa Kepolorejo. Dimakam tersebut terdapat batu
nisan berukuran sedang yang terrbuat dari batu andezit dan terukir tulisan
diatasnya yang diperkirakan tulisan tersebut berasal dari abad 9.
Baca Juga : Wisata Telaga sarangan dan Harga Tiketnya
Makam Ki Ageng Mageti. Sejarah Berdirinya Magetan |
Di Desa Cepoko, Panekan
juga terdapat Kalamakara (relief) dengan reruntuhan batu disekelilingnya yang
bahannya juga terbuat dari batu andezit. Berdasarkan penemuan tersebut
kemungkinan dahulu tempat itu akan dibangun sebuah candi. Pada sisa-sisa
reruntuhan ditemukan sebuah tulisan kuno yang tidak terbaca karena sudah usang
dan rusak, namun diperkirakan tulisan tersebut merupakan peninggalan zaman
kerajaan Erlangga Kediri. Reruntuhan tersebut oleh warga sekitar dinamakan
Dadung Awuk.
Di sepanjang lereng Gunung
Lawu ditemukan peninggalan zaman dulu berupa Candi Sukuh dan Candi Ceto.
Sementara di puncak Gunung Lawu terdapat warisan peninggalan berupa Candi Pawon
(Pawon Sewu) atau disebut Punden Berundak yang menurut ahli dibangun pada masa
Kerajaan Majapahit. Dimasa Kerajaan ini pula Gunung Lawu dijadikan sebagai
salah satu pusat kebudayaan agama Hindu.
Proses Berdirinya Kota
Magetan
Berdasarkan buku sejarah
Kabupaten Magetan telah dituliskan, bahwa tidak mungkin bisa mengungkapkan
sejarah Magetan jika tanpa mengkaji masalah-masalah kerajaan sekitar dan
juga masalah-masalah kompeni Belanda
atau VOC. Maka dari itu berikut peristiwa-peristiwa yang erat kaitannya dengan
lahirnya Kabupaten Magetan :
Pertama, wafatnya Sultan
Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 Masehi menjadi awal mula sejarah redupnya
kejayaan kerajaan Mataram. Sultan Agung sangat gigih dalam melawan VOC, pada tahun 1646 hingga 1677 M kekuasaannya
diturunkan kepada Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta kerajaan Mataram.
Namun Sultan Amangkurat I sikapnya lemah terhadap VOC (Belanda) sehingga VOC
kembali melakukan perlawanan dengan gencar.
Baca Juga : Wisata Telaga sarangan dan Harga Tiketnya
Karena gempuran VOC yang
semakin gencar, akhirnya pada tahun 1646 M Sultan Amangkurat I mengadakan suatu
perjanjian dengan VOC. Namun sayangnya perjanjian ini justru mennguntungkan
pihak VOC, pasalnya VOC bisa leluasa masuk wilayah Mataram dan mengakibatkan
Kerajaan Mataram menjadi semakin lemah. Alur perdagangan di mobilisasi oleh
VOC, bahkan warga bumi mataram tidak diizinkan berlaya ke pulau Banda,Ternate
dan Ambon. Peristiwa itu mengakibatkan tumbuhnya anggapan negatif terhadap
Sultan Amangkurat I baik di kalangan keraton maupun putranya sendiri yang bernama Adipati Anom
yang kelak mendapat bergelar Amangkurat II.
Peristiwa di pusat
pemerintahan Mataram selalu berpengaruh di daerah Mancanegara, sehingga
pangeran Giri yang berada di daerah pesisir utara pulau Jawa mulai bersiap-siap
untuk melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Mataram. Pada masa itu seorang
pangeran dari Kerajaan Madura bernama Trunojoyo menyatakan kekecewaan pada
pamannya yang bernama pangeran Cakraningrat II kerena terlalu mengabaikan
Kerajaan Madura dan hanya fokus di pusat pemerintahan Mataram. Hasilnya,
Trunojoyo melakukan pemberontakan kepada Kerajaan Mataram pada tahun 1674.
Peristiwa di pusat Kerajaan
Mataram selalu memiliki pengaruh di daerah kekuasaan lainnya, akibatnya
pangeran Giri yang berada di daerah pinggir utara pulau Jawa mulai bersiap-siap
untuk memberontak dan keluar dari kekuasaan Kerajaan Mataram. Pada masa itu ada
seorang pangeran dari Kerajaan Madura bernama Trunojoyo menyatakan kekecewaan
pada pangeran Cakraningrat II (yang merupakan pamanya) kerena sering mengabaikan
Kerajaan Madura dan hanya fokus di pusat pemerintahan Mataram. Hasilnya,
Trunojoyo melakukan pemberontakan kepada Kerajaan Mataram pada tahun 1674.
Baca Juga : Wisata Telaga sarangan dan Harga Tiketnya
Dalam kondisi seperti itu
Basah Gondokusumo dan pangeran Nrang Kusumo (Patih Mataram) dituduh bersekutu
dengan para ulama yang menentang kebijakan Sultan Amangkurat I. Dengan dalih
tuduhan itu Basah Gondokusumo dipindahkan ke daerah Gedong Kuning Semarang
kurang lebih selama 40 hari di kediaman rumah Kakeknya bernama Basah
Suryaningrat. Sementara Patih Nrang Kusumo melepas jabatannya dan pergi ke
timur gunung Lawu untuk bertapa . Beliau diganti oleh adiknya yang bernama
Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti
Susuhunan Giri IV Mataram).
Dalam pengasingan itu Basah
Gondokusumo memperoleh banyak nasehat dari kakeknya dan kemudian keduanya
menyingkir ke daerah timur gunung Lawu. Keduanya memilih tempat itu karena
mereka telah mendapat kabar jika di daerah timur gunung Lawu sedang ada
kegiatan babad hutan. Babad hutan dilaksanakan dan dipimpin oleh Ki Buyut Suro
(nantinya mendapat gelar Ki Ageng Getas). Kegiatan babad hutan dilaksanakan
atas perintah langsung Ki Ageng Mageti. Inilah kegiatan yang menjadi awal mula berdirinya Magetan.
Baca Juga : Wisata Telaga sarangan dan Harga Tiketnya
Bukti adanya makam Ki Ageng Mageti |
Untuk mendapat sepetak tanah bermukim di daerah timur gunung Lawu, dengan perantara Ki Ageng Getas Basah Gondokusumo dan Basah Suryaningrat berangkat sowan ke Ki Ageng Mageti di kediamannya disekitar alun-alun Kota Magetan tepatnyadi dukuh Gandong Kidul.
Setelah Basah Suryaningrat
mendapat sepetak tanah dari Ki Ageng Mageti, Basah Gondokusumo diwisuda oleh Ki
Ageng Mageti menjadi penguasa di tempat itu dengan mendapat gelar Yosonegoro
atau dikenalnal sebagai Bupati Yosonegoro. Peristiwa itu diabadikan pada
tanggal 12 Oktober 1675 M.
Basah Gondokusumo dan Basah Suryaningrat merasa sangat senang
dan bahagia, karena telah mendapatkan tanah yang luas dan strategis, selain itu juga mendapat
sahabat yang bisa diandalkan dan setia, sahabat itu bernama Ki Ageng Mageti.
Peristiwa itulah yang menjadi sebab mengapa tanah baru itui diberikan nama
Magetan.
Sumber artikel : Laman resmi Dinas Kominfo Kab.Magetan
Baca Juga : Wisata Telaga sarangan dan Harga Tiketnya
0 Response to "Sejarah Berdirinya Kabupaten Magetan"
Post a Comment